Senin, 18 Januari 2010
Materi Batik Tulis
PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK
A. PENGERTIAN BATIK
Membatik pada hakikatnya sama dengan melukis di atas kain dengan menggunakan canting sebagai alatnya dan cairan malam sebagai bahan untuk melukisnya.
Seni batik adalah seni budaya yang kaya nilai-nilai kehidupan manusia dan lingkungan. Artinya dalam seni batik orang akan merasakan denyut nadi dari semangat bangsa Indonesia dari keyakinannya, pandangan hidupnya, dan tujuan masa depannya.
Pengertian batik adalah memberikan motif pada media dengan proses tutup celup. Berbagai macam motif batik yang diterapkan pada benda-benda menjadikan benda tersebut banyak digemari dan diminati oleh masyarakat, khususnya hasil batik pada kain.
Batik memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi praktis, kain batik dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti : pakaian, penutup tempat tidur, taplak meja, sarung bantal, dan sebagainya. Secara estetis (keindahan) batik juga bisa dijadikan sebagai hiasan yang menarik seperti: batik lukis yang bisa di bingkai dan bisa dijadikan perhiasan.
Di era globalisasi, batik bukan hanya dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai magic dan hanya dimiliki oleh kalangan atas saja, tetapi batik bisa dijumpai di mana-mana dengan motif yang beragam, batik bukan hanya digemari oleh masyarakat Indonesia saja tetapi para Tourisme yang berkunjung ke Indonesia pun tertarik dengan batik. Oleh karena itu batik perlu dikembangkan dengan motif-motif yang beragam, untuk menambah kekayaan motif-motif batik.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK
Batik sebagai karya seni terapan mempunyai, selain itu juga mempunyai nilai historis. Batik sudah ada sejak jaman dahulu. Pada mulanya batik di indonesia tidak dikerjakan dengan proses lilin. Tetapi dengan bubur ketan sebagai penolak masuknya warna yang digambarkan pada permukaan kain mori, dengan menggunakan lilin tawon sebagai bahan pengganti ketan. Dan bahan tersebut berkembang menjadi lilin. Sebangsa lenceng kemudian dengan damar dari tumbuhan ditambah parapin. Setelah ditemukan bahan tersebut kemudian ditemukan canting.
Batik dapat berkembang pesat di Indonesia bahkan mulai dikenal di luar negeri, Proses pembuatan batik memang mempunyai ciri tertentu karena keindahannya dan ketelitiannya serta keunikannya, sehingga banyak dikagumi orang-orang asing.
Pada mulanya kain batikhanya dibuat dari bahan kain mori, namun pada masa sekarang berbagai jenis kain seperti berkolin, santung, belacu, bahkan sutera pun dapat dibuat batik.
C. MACAM-MACAM BATIK
Batik ada 3 macam
a. Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali..
Ada dua teknik membuat batik jumputan, yang pertama teknik ikat, dan yang ke dua teknik jahitan, teknik ikatan adalah Bagian yang ikat, kencang itu pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya, dan teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik yang agak menyambung membentuk gambar.
Gbr 1. Contoh Batik Jumputan
b. Batik Tulis adalah batik yang dikerjakan oleh tangan dengan menggunakan alat berupa canting tulis,
Gbr II. Contoh BatikTulis
c. Batik cap adalah batik yang dikerjakan dengan menggunakan alat yang disebut canting cap, canting cap di buat dari tembaga. Dalam batik cap ini prosesnya hampir sama dengan batik tulis, perbedaannya sanyat mendasar, hanya pada alat untuk menerapkan lilin pada media, batik tulis dengan menggunakan canting, sedangkan batik cap dengan menggunakan canting cap. Cap batik bermacam-macam bentun, ukuran dan coraknya, bentuk cap mengikuti sistem pengulangan pola, ada yang berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang, jajaran genjang, dan ada yang bulat, segi tiga, serta memanjang,
Gbr III. Contoh Batik Cap
BAB II
MOTIF BATIK
A. MENCIPTA MOTIF BATIK
1. PENGENALAN BENTUK-BENTUK ISIAN BATIK.
Untuk dapat membentuk motof batik terlebih dahulu harus mengenal macam-macam bentuk isian batik, adapun macam isian batik diantaranya :
a. isian bentuk garis : garis lurus, lengkung, patah-patah,
Gbr IV. Contoh isian bentuk garis
b. Isian bentuk cecek : cecek, cecek uwe, cecek ukel, cecek isi dll
Gbr V. Contoh Isian bentuk cecek
c. Isian bervariasi : sisik melik, bulatan , ukel, uwer, dll
Gbr VI. Contoh Isian bervariasi
2. MERENGGA
Sebelum pembuatan motif kita harus tau tata cara merengga baik itu tumbuhan, binatang dan manusia. Merengga (menstilir sama halnya dengan stilasi yaitu pengembangan atau penyederhanaan bentuk baik itu tumbuhan, binatang atau manusia. Dalam menstilir bentuk tumbuhan terdapat suatu kebebasan dalam mencipta motif, supaya terjadi motif yang berpariasi
a. Merengga bentuk daun
Gbr VII. Contoh Merengga bentuk daun
b. Merengga bentuk bunga
Gbr VIII. Contoh Merengga bentuk bunga
c. Merengga bentuk bunga dan daun
Gbr IX. Contoh Merengga bentuk bunga dan daun
d. Merengga bentuk binatang
Untuk merengga atau menstilir bentuk binatang, harus diketahui terlebih dahulu binatang apa yang akan di rengga, sehingga tahu betul bagaimana menyusun dan mencipta binatang yang sesuai dengan bentuk binatang sesungguhnya.
1) Binatang darat
Gbr X. Contoh Merengga Binatang darat
2) Binatang Air
Gbr XI. Contoh Merengga binatang laut
3) Binatang udara
Gbr XII. Contoh Merengga binatang udara
e. Merengga bentuk manusia
Seperti halnya binatang merengga manusia pun sama supaya dapat merengga atau menstilir bentuk manusia maka harus diketahui terlebih dahulu bentuk-bentuk atau bagian-bagian yang ada pada manusia, sehingga bentuk manusia yang diciptakan dapat mewakili bentuk keseluruhan manusia.
Gbr XIII. Contoh Merengga Bentuk manusia
3. MOTIF-MOTIF BATIK
a. Pengertian mengenai motif adalah
Bagian kecil dari ornamen dan bagian pokok dari pola.
Ciri desain suatu karya atau pola yang terdapat dalam suatu karya.
Corak yang diterapkan dalam batik
Motif –motif dalam ragam hias yang digunakan dalam proses pembatikan bisa berupa motif flora, fauna, alam, manusia, maupun motif geometris.
Berdasarkan jenisnya motif batik dapat digolongkan menjadi dua yaitu batik tradisional dan batik modern.
1) Batik tradisional
Batik tradisional adalah motif yang dibuat menurut kebiasaan turun temurun, motif tradisional dapat digolongkan dalam beberapa kelompok antara lain:
a). Golongan geometris mempunyai ciri mudah di bagi-bagi, apabila disusun menjadi satu kesatuan yang utuh. Contohnya
1). Motif Kawung 4). Motif anyaman
2). Motif parang 5). Motif Banji dll
3). Lereng
Gbr XIV. Contoh motif golongan geometris
b). Golongan Non geomertis merupakan suatu golongan batik yang penyusunan pola-polanya terbatas. Contohnya
1). Motif Sidomukti
2). Ceplokan
3). Semen dll
Gbr XV. Contoh motif golongan non geometris
2) Motif Batik Modern (kreasi baru)
Motif Batik Modern Adalah semua macam jenis batik yang motif dan gayanya tidak seperti batik tradisional. Pola-pola motif batik modern (motif kreasi baru tidak terkait lagi oleh ketentuan-ketentuan yang ada. Akan tetapi tergantung pada penciptanya. Motif batik modern antara lain
a. Batik modern dengan cara mengambil cerita ramayana atau mahabarata
b. Batik moden dangan gaya gabungan, yaitu pengolahan dan stilasi dari berbagai daerah menjadi satu rangkaian yang indah.
c. Batik modern dengan gawa abstrak
d. Batik modern dengan gaya lukisan.
Gbr XVI. Contoh motif modern
3) Motif batik kontemporer
Arti kata kontemporer ialah masa kini, maka motif batik kontemporer yaitu motif motif batik masa kini, batik kontemporer diciptakan sebagian besar bukan untuk dipakai, tetapi diciptakan untuk keperluan dekorasi atau hiasan dinding motif yang diciptakan bebas, batik kontemporer diciptakan dengan teknik seperti melukis, tidak terkait pada alat yang biasa dipakai yaitu canting, pelaksanaannya persis seperti melukis, hanya teknik dan pewarnaan prosesnya menggunakan batik. Batik kontemporer bisa diambil dari komposisi garis, komposisi bidang, komposisi bentuk tumbuh-tumbuhan, komposisi bentuk binatang, komposisi bentuk menusia, dan komposisi dari bentuk abstrak.
Gbr XVII. Contoh motif kontemporer
BAB III
MEDIA BERKARYA BATIK
1. PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
1) Alat
a) Wajan/penggorengan
Wajan adalah peralatan yang terbuat dari logam berfungsi untuk mencairkan atau memanaskan malam. Wajan yang baik hendaklah memiliki tangkai, sehingga mudah untuk diangkat dan diturunkan dari kompor
Gbr XX. Wajan
b) Kompor/anglo
Alat perapian yang digunakan untuk mencairkan malam.
Gbr XXI. Kompor / Anglo
c) Canting
Untuk melukiskan cairan dan membentuk batik dengan pola yang diinginkan, sehingga hasilnya dapat disebut sebagai batik tulis. Didalam pembatikan digunakan beberapa jenis canting tulis diantaranya :
a. Canting klowong, digunakan untuk membatik bagian-bagian yang sudah merupakan bentuk pokok dari pola.
Gbr XXII. Canting Klowong
b. Canting cecek, digunakan untuk membentuk cecek (titik-titik) dalan isen-isen
Gbr XXIII. Canting Cecek
c. Canting isen, digunakan untuk membatik isen atau isian pada motif.
Gbr XXIV. Canting Isen
d. Canting tembokan, digunakan untuk menutup bidang yang lebar pada motif maupun pada bidang luar motif.
Gbr XXV. Canting Tembok
d) Gawangan
Perkakas yang digunakan untuk menggantungkan kain yang sedang di batik.
Gbr XXVI. Gawangan
e) Dingklik
Digunakan sebagai tempat duduk se pembatik pada saat pembatikan
Gbr XXVII. Dingklik
f) Ember/Waskom
Digunakan untuk proses pewarnaan
Gbr XXVIII. Ember / waskom
g) Kuas
Kuas untuk membatik hendaknya tahan panas, berfungsi untu menutup bidang yang luas sehingga cepat selesai
Gbr XXIX. Kuas
h) Panci/dandang besar
Digunakan untuk proses Pelorodan. Yaitu proses penghilangkan lilin dari media yang di batik, dengan merendam ban mendidihkan air dan diberi soda abu / diterjen
Gbr XXX. Panci / Dandang besar
i) Setrika
Setrika digunakan untuk merapihkan kain yang selesai di lorod/ dihilanhkan malamnya.
Gbr XXXI. Setrika
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses pembatikan adalah
a. Kain
Kain yang bisa di gunakan untuk proses pembatikan adalah kain mori, kain mori adalah bahan yang lazim digunakan dalam pembatikan kain mori dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki dari mulai golongan mori yang paling halus sampai mori golongan rendah.
Kain mori dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Mori Primissima adalah mori yang paling halus, digunakan untuk batik tulis yang halus, dan sering dipakai untuk batik cap yang halus pula.
2) Mori Prima adalah mori yang tergolong halus kedua dan dapat digunakan untuk kain-kain batik tulis halus, sedang dan cap pula
3) Mori Biru (medium) adalah kualitas ke tiga setelah mori primissima dan prima biasanya digunakan untuk batik jenis kasar dan sedang.
4) Mori blaco (grey) termasuk golongan paling rendah kualitasnya dan banyak mengandung kanji sehingga sangat kaku.
Dalam batik tulis juga dapat menggunakan berbagai jenis kain diantaranya santung, sutera, jean dan drill.
b. Lilin / Malam
Lilin adalah bahan yang digunakan untuk membatik dan juga berfungsi sebagai bahan yang dipakai untuk menutup bagian-bagian yang tidak terkena larutan warna dalam proses pewarnaan. Lilin untuk proses pembatikan bermacam-macam kualitasnya, kualitas lilin /malam berpengaruh terhadap daya serap warna kain batik. Berikut merupakan jenis-jenis lilin:
1) Lilin putih (Lilin parapin) yang berfungsi untuk menutup kain supaya menimbulkan hasil pecah-pecah, berasal dari minyak latung buatan pabrik
2) Lilin kuning (Lilin batik klowong) berasal dari minyak latung buatan pabrik
3) Lilin hitam (lilin batik tembok), bersasal dari minyak latung buatan pabrik
4) Lilin tawon, berasal dari sarang lebah
5) Lilin klanceng berasal dari sarang lebah klanceng.
Lilin batik merupakan campuran dari bahan-bahan sebagai berikut:
1) Gondorukem, berasal dari getah pinus, digunakan agar lilin batik lebih keras dan tidak cepat membeku.
2) Damar mata kucing diambil dari pohon damar yang berfungsi agar lilin batik dapat membentuk bekas atau garis-garis lilin yang melekat pada kain dengan baik
3) Parafin, digunakan sebagai bahan campuran lilin agar mempunyai sifat halus yang baik dan mudah lepas pada waktu di lorod
4) Mocrowak adalah sejenis lilin paraffin yang mempunya sifat halus sehingga menyebabkan lilin batik menjadi lemas dan mudah di lorod.
c. Pewarna
Pewarnaan bertujuan untuk memberi warna pada kain batik sehingga menghasilkan suatu gabungan warna yang baik. Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan cara celupan, coletan, dan kuasan, sebelum proses pewarnaan dilakukan terlebih dahulu harus mempersiapkan alat dan bahan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam mewarna batik yaitu :
1) Zat pewarna alam
Zat pewarna alam ini berasal daritumbuh-tumbuhandapat dilakukan melalui sistem ekstrasi. Ekstrasi adalah proses yang paling sederhana dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan merebus tumbuh-tumbuhan tersebut, bahan yang direbus adalah: bagian daun, batang, buah, kulit buah, kulit akar, dan bunga. Bahan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan zat pewarna alami diantaranya:
a) Daun Mangga yang menghasilkan warna hijau
b) Daun alpokat
c) Kulit mahoni/ daun mahoni
d) Kunyit + kapur sirih
e) Daun jati muda
f) Daun jarak kepyar
g) Kulit bawang merah dll.
Beberapa cara pengektrasian zat pewarna alami
a) Etraksi warna dari bahan tumbuh tumbuhan memerlukan perebusan/ pendidihan secara perlahan-lahan yang berlangsung sekitar 1 jam, diperkirakan zat warnanya sudah dapat keluar semua.
b) Ekstrasi dari bunga dan daun bunga
Beberapa bunga dan daun memberikan warna yang bersih, cerah, jika diekstrasi tidak terlalu lama pada temperatur tinggi, dalam kondisi ekstrasi harus diaduk-aduk untuk beberapa jam.
c) Ekstrasi warna dai kulit kayu
Kulit kayu paling bagus direndam terlebih dahulu dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu didalam air dingin sebelum proses ekstrasi, kemudian di ekstrak sambl diaduk-aduk selama kurang lebih 1 jam.
d) Cara mengetraksi warna dari daun :
Daun segar yang baru dipetik direndam terlebih dahulu selama beberapa jam, kemudian diektrasi selama 1 jam, warna akan terekstrasi secara maksimal.
2) Zat pewarna Sintesis
Zat pewarna sintesia adalah zat pewarna buatan terdiri dari :
a) Cat warna naptol dan garam
Cat warna ini banyak dipakai dalam pembatikan, Penggunaan yang mudah cepat dan praktis serta karena memiliki daya serap yang baik pada katun. Serta daya tahannya yang cukup baik terhadap sinar matahari dan gesekan.dapat dikombinasikan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Warna naptol juga dapat digunakan untuk pencelupan dalam keadaan dingin.
Warna naptol ini terdiri dari 2 bagian antara lain, (I) disebut naptol yang selalu menggunaka kode AS, yang penggunaannya di campurkan dengan soda api kemudian diseduh dengan air panas, bagian kedua (II) disebut garam fungsinya untuk membangkitkan warna di seduh dengan air dingin.zat warna naptol ini dapat dikombinasikan dari warna satu dengan warna lainnya yang penting kita bisa mencampurkan antara warna yang satu dengan warna yang lain, sebelumnya kita harus menganal duli pencampuran warna, baik itu warna primer (pokok), sekinder dan tersier
1) Warna primer adalah warna pokok
• Merah
• Kuning
• Biru
2) Warna Sekunder adalan pemcampuran dari warna primer
• Merah + kuning = 0ranya
• Kuning + Biru = Hijau
• Biru + Merah = Ungu
3) Warna tersier adalah pencampuran antara warna primer dan warna sekunder
• 0ranya + Merah = Oranye kemerah-merahan
• 0ranya + kuning = Oranye kekuning kuningan
• Hijau + Kuning = Hijau kekuning kuningan
• Hijau + Biru = Hijau kebirubiruan
• Ungu + Biru = Ungu kebiru-biruan
• Ungu + Merah = Ungu kemerah merahan.
a) cara menggunakan cat earna naptol dan garam
• cara melarutkan cat warna naptol dan garam
- siapkan air mendidih untuk melarutkan bahan cat warna naptol, timbanglah bahan cat warna naptol menurut kebutuhan. Pada proses ini larutan naptol di campur dengan TRO / soda api sesuai dengan kebutuhan.
- Siapkan air dingin untuk melarutkan garam perbandingan banyak naptol dan garam sebaiknya minimum 1 : 2 maksimun 1 : 3
- Contohnya apabila menggunakan larutan naptol 3 gram maka larutan garan 6 – 9 gram.
• Cara mencelup ke dalam larutan cat warna naptol dan garam
- Sediakan dua tempat untuk larutan naptol dan larutan garam dam memalai air bersih sedikit
- Beri masing-masing pasta / warna yang sudah dibuat se dikit lalu aduk hingga rata.
- Batikan yang siap untuk di warna dicelupkan ke air bersih terlebih dahulu, untuk menghilangkan kanji.
- Setelah dicuci oleh air bersih batikan di celup dalam larutan naptol kira-kira 3 – 5 menit dan ditekan-tekan sampai rata
- Batikan yang telah dicelup dalam larutan naptol di angkat, sebaiknya jangan tergesa-gesa dimasukan ke dalam larutan garan.
- Setelah cat warna naptol didak menetes lagi batikan dapat dicelupkan ke dalam larutan garam.dan ditekan-tekan sampai rata. Disini akan terjadi reaksi antara naptol yang ada pada batikan dengan garam.
• Pembangki warna
- serbuk naptol dan garam belum menunjukan warnanya, umumnya naptol berwarna putih jernih dan putih kekuning-kuningan. Garam berupa kuning tua, kuning muda dan ada yang agak hijau, meskipun sudah dilarutkan dalam air tetap belum berwarna, setelah naptol dan garam direaksikan baru timbul warna.
- Cara mereaksikan, bukan naptol dicampur dengan garam, tetapi bahan yang akan diberi warna dicelup ke dalam larutan naptol baru dimasukan kedalam larutan garam.
- Pencelupan tidak boleh terbalik, artinya batikan yang akan diberi warna itu masuk dulu ke dalam larutan garam, baru kemudian dimasukan kedalam naptol, jika terjadi hal yang demikian tidak akan terjadi warna, karena fungsi dari garam adalah untuk membangkitkan naptol.
b) Indigosol
Indigosol termasuk dalam golongan cat warna bejana yang larut dalam air. Cat warna ini banyak sekali dipakai dalam pembatikan, baik dengan warna celupan atau dengan warna coletan. Warna indigosol ini akan bereaksi apabila dijemur langsung di bawah terik matahari atau di larutkan dengan larutan asam/ HCL (air keras)
e) Warna Colet rapid
Warna colet rapid ini adalah warna yang digunakan untuk mewarna bagian-bagian kecil pada batik,
Bahan Pembantu
Bahan pembantu sangat berperan dalam proses pembatikan, Karena bahan pokok saja kemungkinan besar hasilnya tidak dapat memuaskan dengan karya yang kita inginkan. Adapun bahan pembantu yang menunjang proses pelaksanaam batik diantaranya :
a. Caustik soda/soda api digunakan untuk melarutkan cat naptol dan membersihkan lilin yang masih menempel pada kain.
b. Soda abu digunakan sebagai campuran mengetel/ melorod kain mori/blacu
c. TRO untuk melarutkan cat naptol
d. Garam digunakan untuk membangkitkan warna naptol dalam proses pewarnaan.
BAB IV
PROSES PENCIPTAAN KARYA
A. MEMBUAT BATIK TULIS
Langkah Langkah Pembuatan Batik Tulis Antara Lain
1. Membuat Desain
Desain adalah sebuah rancangan/ seleksi atau aransemen dari elemen formal karya seni dan unsur yang mendukung aktivitas menata unsur karya seni yang memerlukan pedoman yaitu asas-asas desain yang Merliputi unit dan keseimbangan dan hubungan ukuran antara bagian proporsi. Adapun pengertian desain yang berarti rencana, rencana suatu bentuk, rancangan. Oleh karena itu dalam mengerjakan segala sesuatu terutama produk kerajinan harus didahului dengan proses Desain dan dalam pembuatan desain harus diperhatikan pula apa fungsi atau kegunaan dari desain tersebut dan untuk apa kegunaannya,
Gbr XXXIX. Contoh Desain Batik
b. Membuat Pola
Pola adalah Gambar yang dipakai untuk mencontoh batik, corak batik atau tenun, potongan kertas yang dipakai sebagai contoh dalam membuat baju, system,cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap.
Gbr XL. pemindahan pola pada kain dengan menggunakan pensil
C. Mencanting (mengklowong)
Mencanting adalah melekatkan lilin yang pertama pada kerangka motif batik atau membatik garis-garis terluar dari pola motif batik menggunakan canting.
Langkah-langkah mencanting
a. lilin yang sudah mencair diambil dari wajan dengan menggunakan canting
Gbr XLI. Mangambil lilin yang sudah mencair
b. Manuangkan lilin dalam canting melalui mata canting di atas permukaan kain sesuai dengan garis gambar, kalau perlu mata canting ditiup agar lilin tidak tersumbat.
Gbr XLII. Menuangkan malan dengan canting
c. Kain diberi isen-isen / isian batik berupa titik, garis, ukel uwer dll (terdapat di lampiran.
Gbr XLIII. Memberi isen-isen
D. Mewarna
Pewarnaan bertujuan untuk memberi warna pada kain batik sehingga menghasilkan suatu gabungan warna yang baik. Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan cara celupan, coletan, dan kuasan,
1. Proses pewarnaan coletan
d. Setelah kain selesai di canting siap untuk di warna colet yaitu mewarna bagian-bagian kecil pada motif yang sudah di canting
Gbr XLIV. Mencolet batikan
e. Menutup kain dengan lilin pada bidang yang sudah di warna colet
Gbr XLV. Menutup coletah dengan lilin
2. Proses pewarnaan naptol
setelah menutup bidang yang sudah dicolet dengan malam, siap untuk di warna celup dengan menggunakan pewarna naptol, sebelum mewarna harus menyediakan dua larutan warna yaitu larutan warna naptol dan larutan garam.
Langkah-langkah pewarnaan naptol
a) Siapkan air mendidih secukupnya dan tempat untuk melarutkan bahan cat warna naptol di campur dengan costik soda, kemudian garam dengan menggunakan air dingin
b) Siapkan tempat untuk proses pewarnaan dan beri air secukupnya.
c) Tuangkan naptol dan garam pada masing-masing tempat yang disediakan
d) Kain batikan dimasukan pada air steril kemudian masukan batikan pada larutan naptol
Gbr XLVI. Persiapan pewarnaan naptol
Gbr XLVII. Mencelup kain pada larutan naptol
e) Setelah rata pada larutan naptol kemudian batikan dimasukan ke larutan garan untuk menimbulkan warna yang dinginkan
Gbr XLVIII. Mencelup kain pada larutan garam
Gbr XLIX. Mencelup kain pada larutan garam
f) Ulang beberapa kali sampai warna yang diinginkan tercapai.
E. Pelorodan
Pelorodan yaitu menghilangkan malam secara keseluruhan
Proses pelorodan
1. Didihkan air sampai mendidih
2. Masukan Soda abu/rinso pada saat air mendidih supaya dapat memudahkan dalam proses pelepasan lilin.
Gbr L. Mendidihkan air pada dandang
3. Masukan kain yang siap di lorod ke dalam dandang yang sudah di campur dengan soda abu
Gbr LI. Kain dimasukan ke dandang untuk proses pelorodan
4. angkat kain lalu cuci dengan air dingin
Gbr LII. Kain dimasukan ke dandang untuk proses pelorodan
5. tiriskan air di tempat yang teduh.
Gbr LIV. Mengeringkan kain dengan cara di tiriskan
F. Finishing,
1. Menghilangkan sisa lilin yang masih melekat pada kain dengan setrika yang beralaskan kertas
Gbr LV. Menghilangkan lilin dengan alas kertas
2. Membingkai batik lukis pada kayu spanram. Ini dilakukan apabila kain batik hendak dijadikan hiasan dinding, apabila kain hendak dijadikan sebagai benda fungsional maka kain batik diberi pinggiran (neci, renda, obras atau di jahit)
3. Apabila batikan berfungsi untuk fungsional maka langkah selanjutnya melipat dan menyimpan kain batik pada tempatnya.
BATIK JUMPUTAN
MATERI BATIK JUMPUTAN
OLEH
DETI SUMIATI, S.Pd
BAB I
PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK
A. PENGERTIAN BATIK
Membatik pada hakikatnya sama dengan melukis di atas kain dengan menggunakan canting sebagai alatnya dan cairan malam sebagai bahan untuk melukisnya.
Seni batik adalah seni budaya yang kaya nilai-nilai kehidupan manusia dan lingkungan. Artinya dalam seni batik orang akan merasakan denyut nadi dari semangat bangsa
Pengertian batik adalah memberikan motif pada media dengan proses tutup celup. Berbagai macam motif batik yang diterapkan pada benda-benda menjadikan benda tersebut banyak digemari dan diminati oleh masyarakat, khususnya hasil batik pada kain.
Batik memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi praktis, kain batik dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti : pakaian, penutup tempat tidur, taplak meja, sarung bantal, dan sebagainya. Secara estetis (keindahan) batik juga bisa dijadikan sebagai hiasan yang menarik seperti: batik lukis yang bisa di bingkai dan bisa dijadikan perhiasan.
Di era globalisasi, batik bukan hanya dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai magic dan hanya dimiliki oleh kalangan atas saja, tetapi batik bisa dijumpai di mana-mana dengan motif yang beragam, batik bukan hanya digemari oleh masyarakat Indonesia saja tetapi para Tourisme yang berkunjung ke Indonesia pun tertarik dengan batik. Oleh karena itu batik perlu dikembangkan dengan motif-motif yang beragam, untuk menambah kekayaan motif-motif batik.
B. MACAM-MACAM BATIK
Batik ada 3 macam
a. Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali..
Ada dua teknik membuat batik jumputan, yang pertama teknik ikat, dan yang ke dua teknik jahitan, teknik ikatan adalah Bagian yang ikat, kencang itu pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya, dan teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik yang agak menyambung membentuk gambar.
Gbr 1. Contoh Batik Jumputan
b. Batik Tulis adalah batik yang dikerjakan oleh tangan dengan menggunakan alat berupa canting tulis,
Gbr II. Contoh BatikTulis
c. Batik cap adalah batik yang dikerjakan dengan menggunakan alat yang disebut canting cap, canting cap di buat dari tembaga.
Gbr III. Contoh Batik Cap
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK JUMPUTAN
Batik dapat berkembang pesat di
Pada mulanya kain batikhanya dibuat dari bahan kain mori, namun pada masa sekarang berbagai jenis kain seperti berkolin, santung, belacu, bahkan sutera pun dapat dibuat batik.
Di sini yang akan di perkenalkan adalah mengenai batik jumputan (batik celup ikat), batik jumputan adalah Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali. Tali berfungsi sama halnya dengan malam yakni untuk menutup bagian yang tidak terkena warna
Menurut sejarah, teknik celup ikat berasal dari tiongkok, teknik ini kemudian berkembang sampai keindia dan wilayah-wilayah nusantara. Teknik celup ikat diperkenalkan ke nusantara oleh orang-orang india melalui misi perdagangan teknik ini mendapat perhatian besar terutama karena keindahan ragam hiasnya dalam rangkayan warna warni yang menaawan. Penggunaan teknik celup ikat ini antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan selatan, jawa dan bali.
Dalam proses pewarnaan batik jumputan, jaman dahulu zat pewarna yang digunakan berasal dari alam. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi zat pewarna alami mulai di tinggalkan hal ini terjadi terutama karena pewarna sintesis memiliki jumlah warna yang hampir tak terbatas, disamping itu juga, proses pewarnaan alam juga lebih rumit pewarna sintesias. Meskipun demikian, keduanya memiliki keunggulan masing-masing.
Ada dua teknik membuat batik jumputan,
- Teknik ikat,
teknik ikatan adalah teknik dengan cara ikatatan, artinya median yang diikat akan menimbulkan motif, cara mengikatnya harus kencang supaya pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya, teknik iket ini dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari, lalu permukaan kain itu di ikat dengan jelas baik denagn ikatan tunggal maupun jamak. Cara mengikatnya beragam, ada ikatan datar, miring, dan kombinasi adapun teknik lipat dan gulung. Pada saat mengikat jalinan kain
Contoh baik jumputan dengan cara ikatan
- Teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih dahulu lalu dijahit dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya dengan menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik yang agak
Contoh batik jumputan dengan cara ikatan
BAB III
MEDIA BERKARYA BATIK
1. PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
a. Pengenalan Alat Dan Bahan Batik Jumputan
1) alat
a) jarum jahit
Jarum jahit digunakan untuk menjahit motif yang diinginnkan, jarum jahit yang digunakan harus yeng mempunyai lubang besar, supaya benang rapia dapat masuk pada lubang jarum tersebut.
Gbr XVIII. Jarum jahit
b) Benang
Benang digunakan untuk Mengikat bagian yang tidak terkena warna. benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan kuat seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu
c) Tali
d) Karet dll
e) Dingklik
Digunakan sebagai tempat duduk pada saat pembatikan
Gbr XXVII. Dingklik
f) Ember/Waskom
Digunakan untuk proses pewarnaan
Gbr XXVIII. Ember / waskom
g) Kuas
Kuas untuk membatik hendaknya tahan panas, berfungsi untu menutup bidang yang luas sehingga cepat selesai
Gbr XXIX. Kuas
h) Panci/dandang besar
Digunakan untuk mendidihkan air dan untuk proses pewarnaan dengan menggunakan pewarna wantek.
Gbr XXX. Panci / Dandang besar
2) Bahan
a) Kain
Kain yang digunakan di gunakan untuk proses pembatikan jumputan adalah kain mori, kain mori adalah bahan yang lazim digunakan dalam pembatikan kain mori dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki dari mulai golongan mori yang paling halus sampai mori golongan rendah.
Kain mori dapat digolongkan sebagai berikut:
· Mori Primissima adalah mori yang paling halus,
· Mori Prima adalah mori yang tergolong halus kedua
· Mori Biru (medium) adalah kualitas ke tiga setelah mori primissima dan prima.
· Mori blaco (grey) termasuk golongan paling rendah kualitasnya dan banyak mengandung kanji sehingga sangat kaku
Selain mori dalam pembuatan batik jumputan juga bisa menggunakan kain katun, sutra, jenis kain ini lembut dan memiliki daya serap yang tinggi, sehingga memudahkan proses pengikatan dan pencelupan.
b) Kelereng, kerikil, biji-bijian, kayu plastik dll
Gbr XIX. kelereng / Kerikil
c) Pewarna
Pewarnaan bertujuan untuk memberi warna pada kain batik sehingga menghasilkan suatu gabungan warna yang baik. Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan cara celupan, coletan, dan kuasan, sebelum proses pewarnaan dilakukan terlebih dahulu harus mempersiapkan alat dan bahan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam mewarna batik yaitu :
1) Zat pewarna alam
Zat pewarna alam ini berasal daritumbuh-tumbuhandapat dilakukan melalui sistem ekstrasi. Ekstrasi adalah proses yang paling sederhana dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan merebus tumbuh-tumbuhan tersebut, bahan yang direbus adalah: bagian daun, batang, buah, kulit buah, kulit akar, dan bunga. Bahan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan zat pewarna alami diantaranya:
a) Daun Mangga yang menghasilkan warna hijau
b) Daun alpokat
c) Kulit mahoni/ daun mahoni
d) Kunyit + kapur sirih
e) Daun jati muda
f) Daun jarak kepyar
g) Kulit bawang merah dll.
Beberapa cara pengektrasian zat pewarna alami
a) Etraksi warna dari bahan tumbuh tumbuhan memerlukan perebusan/ pendidihan secara perlahan-lahan yang berlangsung sekitar 1 jam, diperkirakan zat warnanya sudah dapat keluar semua.
b) Ekstrasi dari bunga dan daun bunga
Beberapa bunga dan daun memberikan warna yang bersih, cerah, jika diekstrasi tidak terlalu lama pada temperatur tinggi, dalam kondisi ekstrasi harus diaduk-aduk untuk beberapa jam.
c) Ekstrasi warna dai kulit kayu
Kulit kayu paling bagus direndam terlebih dahulu dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu didalam air dingin sebelum proses ekstrasi, kemudian di ekstrak sambl diaduk-aduk selama kurang lebih 1 jam.
d) Cara mengetraksi warna dari daun :
Daun segar yang baru dipetik direndam terlebih dahulu selama beberapa jam, kemudian diektrasi selama 1 jam, warna akan terekstrasi secara maksimal.
2) Zat pewarna Sintesis
Zat pewarna sintesia adalah zat pewarna buatan terdiri dari :
a) Cat warna naptol dan garam
Cat warna ini banyak dipakai dalam pembatikan, Penggunaan yang mudah cepat dan praktis serta karena memiliki daya serap yang baik pada katun. Serta daya tahannya yang cukup baik terhadap sinar matahari dan gesekan.dapat dikombinasikan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Warna naptol juga dapat digunakan untuk pencelupan dalam keadaan dingin.
Warna naptol ini terdiri dari 2 bagian antara lain, (I) disebut naptol yang selalu menggunaka kode AS, yang penggunaannya di campurkan dengan soda api kemudian diseduh dengan air panas, bagian kedua (II) disebut garam fungsinya untuk membangkitkan warna di seduh dengan air dingin.zat warna naptol ini dapat dikombinasikan dari warna satu dengan warna lainnya yang penting kita bisa mencampurkan antara warna yang satu dengan warna yang lain, sebelumnya kita harus menganal duli pencampuran warna, baik itu warna primer (pokok), sekinder dan tersier
1) Warna primer adalah warna pokok
· Merah
· Kuning
· Biru
2) Warna Sekunder adalan pemcampuran dari warna primer
· Merah + kuning = 0ranya
· Kuning + Biru = Hijau
· Biru + Merah = Ungu
3) Warna tersier adalah pencampuran antara warna primer dan warna sekunder
· 0ranya + Merah = Oranye kemerah-merahan
· 0ranya + kuning = Oranye kekuning kuningan
· Hijau + Kuning = Hijau kekuning kuningan
· Hijau + Biru = Hijau kebirubiruan
· Ungu + Biru = Ungu kebiru-biruan
· Ungu + Merah = Ungu kemerah merahan.
1. CARA MENGGUNAKAN CAT WARNA NAPTOL DAN GARAM
a. Cara melarutkan cat warna naptol dan garam
- siapkan air mendidih untuk melarutkan bahan cat warna naptol, timbanglah bahan cat warna naptol menurut kebutuhan. Pada proses ini larutan naptol di campur dengan TRO / soda api sesuai dengan kebutuhan.
- Siapkan air dingin untuk melarutkan garam perbandingan banyak naptol dan garam sebaiknya minimum 1 : 2 maksimun 1 : 3
- Contohnya apabila menggunakan larutan naptol 3 gram maka larutan garan 6 – 9 gram.
b. Cara mencelup ke dalam larutan cat warna naptol dan garam
- Sediakan dua tempat untuk larutan naptol dan larutan garam dam memalai air bersih sedikit
- Beri masing-masing pasta / warna yang sudah dibuat se dikit lalu aduk hingga rata.
- Batikan yang siap untuk di warna dicelupkan ke air bersih terlebih dahulu, untuk menghilangkan kanji.
- Setelah dicuci oleh air bersih batikan di celup dalam larutan naptol kira-kira 3 – 5 menit dan ditekan-tekan sampai rata
- Batikan yang telah dicelup dalam larutan naptol di angkat, sebaiknya jangan tergesa-gesa dimasukan ke dalam larutan garan.
- Setelah cat warna naptol didak menetes lagi batikan dapat dicelupkan ke dalam larutan garam.dan ditekan-tekan sampai rata. Disini akan terjadi reaksi antara naptol yang ada pada batikan dengan garam.
c. Pembangki warna
- serbuk naptol dan garam belum menunjukan warnanya, umumnya naptol berwarna putih jernih dan putih kekuning-kuningan. Garam berupa kuning tua, kuning muda dan ada yang agak hijau, meskipun sudah dilarutkan dalam air tetap belum berwarna, setelah naptol dan garam direaksikan baru timbul warna.
- Cara mereaksikan, bukan naptol dicampur dengan garam, tetapi bahan yang akan diberi warna dicelup ke dalam larutan naptol baru dimasukan kedalam larutan garam.
- Pencelupan tidak boleh terbalik, artinya batikan yang akan diberi warna itu masuk dulu ke dalam larutan garam, baru kemudian dimasukan kedalam naptol, jika terjadi hal yang demikian tidak akan terjadi warna, karena fungsi dari garam adalah untuk membangkitkan naptol.
b) Cat Pewarna Indigosol
Indigosol termasuk dalam golongan cat warna bejana yang larut dalam air. Cat warna ini banyak sekali dipakai dalam pembatikan, baik dengan warna celupan atau dengan warna coletan. Warna indigosol ini akan bereaksi apabila dijemur langsung di bawah terik matahari atau di larutkan dengan larutan asam/ HCL (air keras)
c) Warna Colet rapid
Warna colet rapid ini adalah warna yang digunakan untuk mewarna bagian-bagian kecil pada batik,
d) Wantek : alternatif lain untuk pewarnaan batik jumputan dapat menggunakan pewarna wantek, wantek adalah
BAB IV
PROSES PENCIPTAAN KARYA
1. Membuat batik jumputan dengan teknik Ikatan
Langkah-langkan membuat batik jumputan dengan teknik ikatan
a. Sediakan alat dan bahan
b. Ikatlah kain dengan menggunakan tali plastik baik secara langsung maupun kelereng dimasukan dalam kain kemudian di ikat dengan kencang menggunakan tali plastik
c. Dalam proses pengikatan benang harus diperhatikan, pakailah tali yang tidak tembus warna, karena
2. Membuat batik jumputan dengan teknik Jahitan
Langkah-langkan membuat batik jumputan dengan teknik jahitan
a. Sediakan Alat Dan Bahan
b. Gambar lah pola pada kain dengan menggunakan pensil
Gbr XXXII. Contoh Desain Batik
c. Jahitlah garis pola dengan tusik jelujur, lebih baik jarak panjang jelujur di atur antara 2 – 3 mm
Gbr XXXIII. Contoh Desain Batik
d. Setelah selesai di jahit, sisakan benang untuk menarik. Tarik kedua ujung kuat-kuat tapi jangan sampai putus, buatlah kain serapat mungkin setelah itu ikatkan benang agar kain yang berkerut tidak lepas lagi.
e. Setelah di ikat kain siap untuk di warna., di sini warna yang akan digunakan adalah warna naptol
1) Proses pewarnaan naptol
setelah menutup bidang yang sudah dicolet dengan malam, siap untuk di warna celup dengan menggunakan pewarna naptol, sebelum mewarna harus menyediakan dua larutan warna yaitu larutan warna naptol dan larutan garam.
Langkah-langkah pewarnaan naptol
e) Siapkan air mendidih secukupnya dan tempat untuk melarutkan bahan cat warna naptol di campur dengan costik soda, kemudian garam dengan menggunakan air dingin
f) Siapkan tempat untuk proses pewarnaan dan beri air secukupnya.
g) Tuangkan naptol dan garam pada masing-masing tempat yang disediakan
h) Kain batikan dimasukan pada air steril kemudian masukan batikan pada larutan naptol
Gbr XXXIV. Persiapan pewarnaan naptol.
Gbr XXXV. Mencelup kain pada larutan naptol
i) Setelah rata pada larutan naptol kemudian batikan dimasukan ke larutan garan untuk menimbulkan warna yang dinginkan
Gbr XXXVI. Mencelup kain pada larutan garam
Gbr XXXVII. Mencelup kain pada larutan garam
j) Ulang beberapa kali sampai warna yang diinginkan tercapai. Dan tunggu sampai kering
f. setelah kering benang-benang di lepas dari kain, hasilnya pada bagian yang di jahit terlihat motif titik-titik / putus-putus
Gbr XXXVIII. Motif setelah dilepas benangnya